Jangan Terlalu Menjadi Penyenang: Dampak Negatif, Tips Mengatasinya, dan Keuntungan Mengucapkan “Tidak”


KORAN MY ID

Menjadi seseorang yang ingin selalu membahagiakan orang lain tentu positif, namun bila terlampaui batasnya maka akan mencelakai diri Anda sendiri. Berbagai individu belum mengetahui bahwa bersikap terlalu mendamba kepuasan oranglain dapat melemahkan tenaga, mendorong tekanan mental, dan malahan menghalangi pertumbuhan personal.

Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui definisi dari orang yang selalu ingin menyenangkan semua orang, pengaruh buruknya, serta cara-cara meredam kebiasaan tersebut supaya hidup menjadi lebih terkendali.

Apa Itu People Pleaser?

Orang pleaser merupakan individu yang terus-menerus mencoba memuaskan orang lain, sampai-sampai tanpa memikirkan kenyamanan, waktunya, serta keperluannya sendiri. Seringkali mereka merasa gelisah ketika harus menolak tuntutan dari pihak lain akibat khawatir dituduh sebagai diri yang egois atau acuh tak acuh.

Walaupun mempunyai sifat positif dan peduli kepada orang lain sangatlah penting, menjadi orang yang terlalu ingin menyenangkan semua pihak dapat membahayakan. Secara tidak sadar, individu tersebut mungkin akan kehilangan kontrol atas hidupnya sendiri dan selalu mengandalkan penghargaan dari luar.

Efek Buruk Terlalu Banyak Menjadi People Pleaser

Menjadi seorang people pleaser yang berlebihan tak cuma soal kecenderungan untuk selalu membuat orang lain senang, tapi juga bisa membawa dampak buruk yang besar bagi kualitas hidup seseorang. Kebiasaan tersebut mampu meredam tenaga vital, menahan pertumbuhan pribadi, hingga melanda kondisi psikis dan emosi secara keseluruhan.


Apabila diteruskan begitu saja, individu yang selalu mencoba untuk memenuhi ekspektasi orang lain tanpa memikirkan keperluan diri mereka sendiri bisa menanggung sejumlah konsekuensi merugikan, termasuk peningkatan tekanan hidup, rasa rendah diri, bahkan sampai hilangnya kontrol atas kehidupan pribadi. Di bawah ini merupakan beberapa efek samping negatif dari perilaku menjadi orang yang terlalu menyenangkan bagi semua orang:

1. Peningkatan tingkat stres.

2. Perasaan kurang bernilai atau tidak berguna.

3. Kehilangan otonomi dalam menjalani hidup.

1.Stres dan kelelahan mental

Jika seseorang kerap kali lebih mementingkan kebutuhan orang lain tanpa melihat batas-batas dirinya sendiri, hal tersebut bisa menimbulkan tekanan jangka panjang serta lelah pikiran. Menghadapi tuntutan untuk senantiasa membahagiakan pihak lain dapat menjadikannya merasa tertekan secara emosi, khususnya bila individu itu tiada hentinya mengorbankan waktunya, tenaganya, dan keperluan personal-nya.

2.Rendahnya rasa percaya diri

Apabila seseorang sangat bergantung pada pengakuan dari pihak luar, dia akan sering kali mempertanyakan keterampilan serta keputusannya sendiri. Kehilangan kapabilitas untuk bertindak mandiri saat menyampaikan suatu keputusan bisa menjadikan individu tersebut merasa kurang mumpuni atau tidak memiliki nilai apabila belum mendapat restu dari orang lain. Hal ini akhirnya menciptakan sikap yang selalu keraguan, ketakutan atas kegagalannya, dan kesulitan dalam pertumbuhan baik personal ataupun profesi.

3.Kesulitan berkata “tidak”

Perasaan khawatir untuk menyakitkan perasaan orang lain terkadang menghambat seseorang dalam menolak permintaan, walaupun itu berlawanan dengan kehendak pribadinya. Sebagai hasilnya, mereka biasanya setuju melakukan pekerjaan atau menerima kewajiban yang tidak diminati dan bisa jadi memberikan beban baik secara fizikal ataupun mental kepada diri mereka.

4.Kurangnya batasan diri

Tanpa adanya pedoman yang tegas, seseorang cenderung menjadi target bagi individu lain yang mungkin memandang kesopanan mereka sebagai peluang untuk diambil keuntungan. Hal tersebut dapat menyebabkan mereka kerap kali harus menuruti permohonan tanpa henti, termasuk saat situasi itu sebenarnya bisa ditinggalkan. Kekurangan aturan semacam ini juga menciptakan kondisi di mana seseorang kehilangan kontrol akan waktu mereka sendiri, mengabaikan keperluan diri sendiri, dan pada gilirannya merasa sangat tertekan serta lelah secara fisik dan mental.

5.Ketidakseimbangan dalam hubungan

Orang-orang penurut sering kali terseret ke dalam hubungan yang kurang baik karena cenderung memusatkan perhatian pada kesejahteraan pihak lain daripada keperluan dirinya sendiri. Hal ini bisa membentuk pola interaksi yang timpang, di mana mereka selalu berkorban tanpa mendapat balasan yang sesuai. Sebagai akibatnya, orang-orang penurut umumnya merasa tak terhormati dan justru tertekan dalam ikatan-ikatan yang menguntungkan bagi orang lain saja.

Bagaimana Menangani Kebiasaan Menjadi Orang Penyenang yang Berlebihan

Apabila Anda menemui diri sendiri memiliki kebiasaan tersebut, berikut adalah beberapa metode yang dapat dicoba untuk memperbaikinya:

1.Pengenali dan Pengakuan Kebiasaan Ini

Pertama-tama, sadarilah jika kebiasaan menjadi orang yang selalu mau memuaskan hati orang lain telah melampaui batas wajar. Usahakan untuk menganalisis diri sendiri serta tuliskan kondisi-kondisi dimana kamu merasa dipaksa untuk mengikuti kemauan orang lain.

2.Mempelajari Cara Mengucapkan “Tidak” Secara Tajam

Menyampaikan “tidak” tidak selalu berarti Anda serakah. Malahan, hal itu mencerminkan penghargaan terhadap diri sendiri. Dimulai dari penolakan yang disampaikan secara sopan tetapi tegas. Sebagai contoh:

Mohon maaf, pada saat ini saya tak dapat membantumu karena tersibuk dengan tugas tertentu yang perlu diselesaikan.

3.Tetapkan Batasan yang Sehat

Membatasi batas merupakan metode yang tepat sasaran dalam melindungi diri. Tidak perlu secara otomatis menyetujui keinginan pihak lain apabila hal tersebut berpotensi membahayakan diri sendiri.

4.Prioritaskan Diri Sendiri

Harap dicatat bahwa mengutamakan diri sendiri bukan bermakna Anda menjadi tak peduli pada orang lain. Malah, saat Anda senang dan memiliki stamina yang mencukupi, Anda dapat menolong orang lain secara efektif tanpa perasaan tertekan.

5.Latih Kepercayaan Diri

Percayakan pada kemampuan sendiri dengan memahami kualitas dan bakat Anda. Tidak usah khawatir bila terdapat individu yang kurang menyukai perkembangan tersebut, sebab hal itu merupakan elemen dalam proses pembelajaran diri.

Keuntungan Mengurangi Sifat Menjadi Orang yang Terlalu Mau Memuaskan Semua orang

Saat Anda berhasil memperkecil kebiasaan tersebut, banyak keuntungan dapat diraih, antara lain:

  • Kehidupan menjadi lebih damai tanpa adanya beban harapan oranglain.

  • Menaikkan tingkat keyakinan saat membuat pilihan.

  • Lebih mengutamakan sasaran individu tanpa tersibak oleh tuntutan tak penting.

  • Membangun relasi yang lebih baik berkat dasar kebenaran tanpa adanya paksaan.

  • Menurunkan tingkat stres dan keletihan mental, menjadikan seseorang lebih gembira dan efisien dalam bekerja.

]]>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *